Oleh:rahmatul fajry

Ketika malam larut aku masih duduk diam sendiri di sini

Masih bercerita sedikit tentang kesunyian

aku masih setia di ambang penantian yang tak kunjung berakir ini,

aku coba alih kan semua perih kedalam lamunan yang tidak pasti

aku bagaikan bintang2 yang tak ada lagi sinar nya karna ditutupiawan hitam

sepi,sunyi,gelap tak ada satu pun cahaya.

Tiada kisah yang ternanti selain kisah cinta suci

yang bisa ku bawa pergi bersama mati

wlau terkadang hasrat menggoda iman ini

hati terbuai suntakkan taqwaku pada rabbi

dia datang membawa harapan seluas cakrawala mebentang

namun itu hanya lambang satu kehancuran

dia datag memberi mahkota kebahagian

namun itu hanya jerat satu kehinaan

Senja mulai menyapa sepi terus

menguras kerinduan dan mulai membenam

kan sejuta harapan ingin pulang menemui nya,

semilir angin malam telah mengores kan

setengah dari badan ini,, selapis kain

tak mapu memberi kehagatan di badan ini

hanya sendiri membisu di bawah

dingin belayan angin malam yang terus berhembus

di bahu ku...

Aku tak tau entah wajar rasa ini

rasa yang dulu pernah sempat disamun oleh

kasih dan cinta mu yang seakan tulus sampai mati

tapi kini rasa itu kau tinggalkan dengan perlahan...

Salahkah saat diri ini masih berharp cinta dari mu???

kau sama sekali tak peduli, tak kau hirau kan

kau biarkan jiwa ini ternoda kesepian

saat diri ini benar-benar berharap akan cinta mu

Haaahh,,,,,

Masih dalam lamunan ku di pagi itu

dalam imajinasi ku tak ku temui satupun

yang bermamfaat

Ayooo laahh.. coba untuk berfikir

agar kau dapat kan jalan keluar

untuk beranjak dari kota sempit ini

bukan kah kamu benci dengan ini semua???

Yaa aku paling benci duduk terdiam!!!

belajarlah beradaptasi

dan temui ide-ide

agar bisa terbebas di kota gerah ini

by rahmatul fajri

Jauh di balik samudra lautan

di batas penglihatan ini

cahaya kuning ke emasan

mulai memudar sembari hadir nya sang malam..

Setapak kehidupan yang panjang dan tak terukur ini

telah lelah ku arungi

kerut wajah yang semangkin tua renta

terus berkelana

meninggal kan sang pagi

sembari meninggalkan setitik cahaya

dan menghembuskan udara terakir nya

Detak detik berlalu

membayangi sang surya

mengembara di angkasa sana

Dalam kejauhan nya menemani usia ku

tak sadar hari ku di selimuti waktu

yang tak menentu dalam hidup ini

Alunan alunan pena jauh bersama ku

menyentuh kertas buram ku

mendera suana hati terharu

tertunduk di sebuah bangku rumah ku...

Mengikuti arah ujung pena ku

yang selalu menemani gerak gerik ku

di usia yang masih baru ini

ketika tangan mengapdi kepada mu...

Ada kah kau ingat....??

sekarang tak lagi sama!

nyanyian musim telah di belay waktu

dan terus membagi usia mu

Tau kah kau....??

kita hanya menunggu luka

sampai rembulan lelah menyinari

dan mentari mengambil alih setengah

kebahagian mu